Wednesday, August 6, 2014

Satu dari Seribu

Wanita dengan 1000 alasan mengapa mereka tertawa...

namun...

Di gelap sana ada seorang pria dengan 1 alasan mengapa dia tersenyum...

Melangkah ke dalam mimpi yang tak tentu...
Selalu mencari sayatan yang tak nampak...
Mata tertutup oleh bisingnya ledakan suara omong kosong...
Membuta dalam sosok yang seharusnya bersinar...

Sang pria selalu bertanya - tanya kepada dirinya sendiri...

"Mengapa hanya ada 1 alasan?"

Mungkin karena di sudut pelangi senja sana bisa saja ada 1000 alasan...
Yang ku tahu, sang pria bukanlah pemalas...
Hanya saja itu semua tak sesuai dalam otak kosongnya...

Akhirnya sang pria menyadari bahwa...

"Aku hanyalah aku, Segenggam jiwa kosong yang menginjakan kaki pada 1000 pilihan alasan"...

Wednesday, January 8, 2014

Relationship

We’re back at the very first beginning
Your sentimental face in my memories
We finally arrived at this day
The old photograph under the table mat
Countless memories are linked together
Today the boy will go on the last date with the girl
We’re back at the very beginning
Blankly standing in front of the mirror
Clumsily tying the knot on the red tie
Brushing my hair to look like an adult’s
Wearing a handsome Western style suit
When I see you later you’ll definitely be prettier than I could imagine
I really want to go back to the time of those years
To return to the seats in the classroom where I sat in front of you
Purposely annoying you to gently yell at me
The groups listed on the blackboard
Are you really willing to take them apart?
Who sat with who, he still loves her
The heavy rain we missed out on in those bygone years
The love we missed out on in those bygone years
I really want to embrace you
Embrace the courage that I didn’t have
I once wanted to conquer the whole world
Only at the end looking back did I realize
You are the entire world
The heavy rain we missed out on in those bygone years
The love we missed out on in those bygone years
I really want to tell you
Tell you that I haven’t forgotten
That night with the sky full of stars
The promise we made in that parallel world
When I see you again I will tightly embrace you
Tightly embrace you

Monday, April 1, 2013

sepertiku... seperti yang lainnya


Malam ini, hanya awan kumulus yang mengerti perasaanku
Hanya angin kelam yang hinggap di benakku
Deretan kata yang tak terucap menjadi kerlip bintang yang tak tersampaikan
Kerlip yang hanya diciptakan untuk seorang penyuka makhluk kecil tak berpemikiran luas
Penyemangat hidupku, penyemangat hidup bagi beberapa jiwa lainnya

Di belahan dunia lainnya terdapat seorang jiwa yang kebingungan
Mencari angin segar diantara hitam pekatnya asap dunia
Mencari kehangatan diantara dinginnya kota kembang
Secarik kertas dia ambil hanya untuk dibuangnya kembali
Awalnya kebingunganku tak terbalas
Namun kutahu, dia sepertiku
Seperti makhluk makhluk keras kepala lainnya
Tak mendapatkan yang diinginkannya

Hey
Kami sama seperti kalian
Kami punya mulut, namun tak berkicau
Kami punya mata, tapi buta akan keindahan
Kami punya telinga, hanya saja begitu lowong
Begitu pula perasaan, tentu saja kami punya
Namun sudah membeku, tertusuk dinginnya kristal es pagi ini
Yang dibuat oleh kalian
Kalian yang tak hiraukan kami

Jika nanti, suatu saat, suatu waktu, suatu hari
Kami meninggalkan sarang yang sering kalian sebut dunia
Tak usah banyak berbuat
Cukup hargai orang seperti kami
Seperti orang kebingungan lainnya

Tuesday, January 15, 2013

kaktus 2 tahun lalu

begitu katanya...
membuang pikiran jenuh... terbang ke langit nan kelam...
tepat 2 tahun sudah katanya...
ia membuang  waktu, hanya untuk hati yang sesaat...
bukan tanpa hati... sesaat saja...

hanya enam dawai coklat dan sebatang gitarlah yang menemaninya saat itu...
petikan demi petikan senandung hening dapat memecah bisingnya hujan di penghujung hari...
tak terasa sudah larut... larut dalam bunga indahnya...
terlalu larut... membuatnya terhempas sejauh jauhnya...
sejauh jauhnya... darinya...

jangankan dia... air pun mejauhinya...
karena ia bagaikan kaktus... ya, untuk disimpan sedalam dalamnya di dalam hati...
memang indah untuk dipandang... tapi luka yang didapat... jika dia peluk dengan erat...

namun... apa yang terjadi bila ia membiarkan kaktus itu tergeletak di samping nya?
bisa jadi direbut oleh jiwa yang lain...
mungkin hal yang sama akan didapatkannya... terluka...
namun... tak menutup kemungkinan... kaktus itu akan tumbuh...
tumbuh menjadi tanaman yang indah... dengan bunga bunga yang megah...

tapi satu hal yang selalu menjadi ambigu bagi setiap jiwa...
jangan didekap... jangan dilepas...
luka... hilang...



Monday, December 10, 2012

hampa namun tak ringan

kadang...
aku berpikir bagaimana caranya untuk melepaskan beban di pundakku ini...
terasa sangat berat, namun seketika sirna...
ketika engkau datang...

sorot matamu layaknya pantulan cahaya embun di pagi hari...
tenang... damai... sejuk... segalanya terasa indah...
rasanya tak dapat ku berucap ketika engkau datang...
bisu... lagi lagi bisu...

namun, bebanku terasa bertambah... ketika engka kecewakanku...
mengiris hati dengan sebilah pedang yang ada di dalam dirimu...
hanya desir pasir yang menemaniku...
kesendirianku...

aku hanya bisa menatap kosong langit tua yang kau sebut sebut tempat berkicaunya burung burung...
menatap impian lama, yang seketika kandas di tengah jalan... perjalanan hidupku...

teriak... inginku berteriak...
lepaskan semua beban di hidupku...
mungkin hanya langit yang mendengarkanku... rerumputan yang menemaniku...
matahari yang menghangatkanku... tak ada engkau di sisiku

Monday, November 5, 2012

when...

     Ketika hanya angin yang menemanimu... Ketika hanya dingin malam yang memelukmu... Ketika hanya kicau burung yang meramaikan suasanamu... Ketika hanya rintik hujan yang mengetahui perasaanmu...

     Ketika hanya dengan lagu kau berucap... Ketika hanya dengan hati kecilmu kau merasakan... Ketika hanya dengan bisikan omong kosong kau mendengar... Ketika hanya dengan udara sesak kau bernafas...

Ketika mereka berubah... Ketika tak satupun lagi yang ingin bersamamu... Aku disini untukmu

Friday, November 2, 2012

kerajaan bisu

     Terjadi kembali... dua buah pikirian yang penuh dengan omong kosong saling beradu dalam hampanya waktu... mengiris rintikan hujan, dimalam itu...

     Bertatap... saling mencoba untuk bertukar pikiran... namun hanyalah sia sia belaka, karena mereka hanya ingin meluapkan emosi satu sama lain, tak menghasilkan apapun...

     Tetesan air dari awan kelabu hanya bisa berbisik bahwa mereka haruslah berlari sekencang kencangnya... yaa lari dari kenyataan pahit yang mereka berdua alami... meskipun satu sama lain ingin meluruskan benang kusut yang mereka berdua buat bersama...

      Diam... mereka hanya diam... menghabiskan malam yang panjang di tengah rintik hujan... tak terasa, sang putri sudah berlari meninggalkan pangerannya... meninggalkan kerajaan "bisu" yang mereka tanam dalam laci kosong di hati kecil mereka...

     Yaa, kerajaan "bisu" ini akan terus berulang sampai salah satu diantara mereka membawa sepercik api... bukan untuk membakar emosi... namun, hanyalah untuk membakar benang kusut yang tidak ada habisnya jika mereka mencoba untuk meluruskannya... betul, mengakhiri kisahnya...